24-D10, Gedung 3, Aosheng Building, Jalan Shunhua Road, Jinan, Shandong, Tiongkok +86 13969167638 [email protected]
Mengenal standar Society of Automotive Engineers (SAE) untuk otomatisasi kendaraan sangat penting saat melihat perkembangan sistem berkendara otonom di dunia transportasi kargo. Kerangka SAE sebenarnya membagi otomatisasi ke dalam enam tingkatan berbeda. Pada tingkat paling bawah terdapat Level 0, di mana tidak ada otomatisasi sama sekali dan segalanya bergantung pada pengemudi. Naik ke Level 5 berarti kita berbicara tentang otomatisasi penuh, di mana kendaraan mampu menangani setiap tugas berkendara tanpa memerlukan masukan manusia, terlepas dari kondisi cuaca atau jalan. Seiring kemajuan teknologi melalui tahapan ini, bantuan berkendara dasar seperti kontrol cruises adaptif pada Level 1 akhirnya membawa kita menuju kemampuan kendaraan otonom futuristik pada Level 5. Melihat pasar saat ini untuk transportasi barang, para produsen sudah mulai mengembangkan berbagai model di berbagai tingkat otomatisasi. Perusahaan seperti Daimler dengan lini Freightlinernya dan Volvo melalui proyek Vera benar-benar mendorong batas kemampuan truk kargo otomatis. Inovasi semacam ini bukan hanya sekadar pembicaraan teknologi yang menarik, tetapi juga membantu meningkatkan keselamatan pergerakan barang sekaligus mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang.
Truck platooning merupakan hal yang cukup menarik dalam menggerakkan barang-barang saat ini. Ide ini memungkinkan truk-truk setengah (semi-truck) saling berkomunikasi dan berkendara bersama seolah-olah terhubung secara teknologi. Saat mereka melaju berdekatan, hambatan angin yang dialami menjadi lebih sedikit, sehingga menghasilkan penghematan bahan bakar yang signifikan dan performa keseluruhan yang lebih baik. Beberapa uji coba menunjukkan peningkatan efisiensi bahan bakar sekitar 10%, terutama karena truk-truk tersebut tidak lagi melawan hambatan udara secara individu ketika berkendara berjauhan. Perusahaan seperti Peloton Tech telah melakukan uji coba bersama lembaga-lembaga seperti NREL (National Renewable Energy Lab) untuk melihat sejauh mana konsep ini berjalan secara praktis. Hasil yang terlihat dari eksperimen-eksperimen ini tidak hanya seputar penghematan bahan bakar saja. Keselamatan meningkat karena pengemudi dapat merespons lebih cepat terhadap perubahan di depan, dan pengiriman barang cenderung lebih tepat waktu tanpa keterlambatan yang tidak terduga.
Truk otonom berkembang pesat, dengan para pemain utama terus mendorong batasan teknologi. Perusahaan seperti Tesla, Volvo, dan Daimler terus meningkatkan teknologi pengemudi otomatis mereka, meluncurkan kendaraan seperti Tesla Semi yang bertenaga listrik dan truk-truk Volvo yang mampu mengemudi sendiri di jalan tol. Pasarnya belum terlalu besar, tetapi analis industri memperkirakan akan ada pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Beberapa perkiraan menyebutkan laju pertumbuhan sekitar 5,5% per tahun hingga 2028 untuk seluruh sektor pengangkutan otonom. Meski begitu, masih ada hambatan nyata yang menghalangi. Regulasi belum mampu mengikuti perkembangan teknologi, banyak sistem yang masih perlu penyempurnaan, dan proses produksi skala besar membutuhkan waktu. Masalah-masalah ini berarti kita belum akan melihat truk tanpa pengemudi mendominasi jalan-jalan dalam waktu dekat meskipun banyak hype di kalangan logistik.
Kemajuan terbaru dalam teknologi baterai benar-benar berkembang pesat dalam truk komersial, mengubah cara barang diangkut melalui jalan-jalan antar kota. Kebanyakan inovasi baru fokus pada upaya memperpanjang daya tahan baterai antara satu kali pengisian, yang masuk akal mengingat tidak ada yang menginginkan truknya menganggur di tengah perjalanan lintas negara. Ambil contoh Bosch, mereka telah mengembangkan sistem motor listrik untuk kendaraan berat yang berjalan pada tegangan 800 volt. Tegangan yang lebih tinggi ini membantu truk menempuh jarak lebih jauh tanpa harus sering berhenti untuk mengisi daya. Dan ini bukan hanya perubahan kecil saja. Baterai solid state sedang dalam tahap pengembangan, dan baterai jenis ini berpotensi mengurangi baik berat kendaraan maupun harganya. Meskipun masih dalam tahap uji coba, banyak ahli meyakini bahwa baterai generasi berikutnya ini akhirnya bisa menjadikan truk listrik sebagai alternatif yang layak terhadap truk berbahan bakar diesel, terutama bagi perusahaan yang berusaha menyeimbangkan kepedulian lingkungan dengan realitas bisnis dalam perjalanan jarak jauh.
Membangun infrastruktur pengisian daya tetap menjadi faktor kunci dalam menghadirkan truk listrik di rute-rute pengiriman besar yang melintasi negara kita. Saat ini, masih banyak bagian dari teka-teki ini yang belum lengkap, terutama jika berbicara tentang pengisi daya cepat yang dibutuhkan untuk perjalanan jarak jauh yang mencapai ratusan mil. Beberapa orang berpikir jawabannya terletak pada kemitraan antara lembaga pemerintah dan perusahaan yang bersedia berinvestasi dalam infrastruktur yang lebih baik. Ambil contoh Eropa sebagai studi kasus, mereka telah mengembangkan jaringan stasiun pengisian daya cepat secara besar-besaran sehingga kendaraan listrik tidak terjebak menunggu berjam-jam di antara setiap pemberhentian. Industri pengangkutan truk secara perlahan beralih ke model listrik, yang berarti kita akan membutuhkan jauh lebih banyak opsi pengisian daya yang andal jika kendaraan ini ingin menggantikan truk diesel konvensional secara luas. Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, bahkan truk listrik paling canggih sekalipun tidak akan banyak mengurangi emisi di seluruh jaringan transportasi.
Manajer armada yang mempertimbangkan beralih ke truk listrik atau hibrida perlu mempertimbangkan semua angka saat menghitung total biaya kepemilikan. Ini mencakup bukan hanya harga pembelian tetapi juga biaya bahan bakar, perawatan rutin, serta insentif pemerintah yang mungkin tersedia. Angka-angka menunjukkan sesuatu yang menarik, yaitu truk listrik umumnya memberikan penghematan besar pada biaya bahan bakar dibandingkan truk diesel. Dan ada sudut pandang lain juga, kendaraan listrik memiliki lebih sedikit komponen bergerak sehingga membutuhkan perawatan lebih sedikit seiring waktu. Selain itu, banyak wilayah kini menawarkan program dukungan finansial bagi perusahaan yang melakukan peralihan ini. Penghematan tersebut terakumulasi dengan cepat. Pertimbangan lingkungan hidup juga penting. Beralih dari diesel berarti mengurangi emisi berbahaya yang mencemari udara dan berkontribusi pada masalah perubahan iklim secara global. Bagi bisnis yang berpikir jauh ke depan, beralih ke kendaraan listrik bukan hanya baik untuk laporan keuangan tetapi juga membantu memenuhi harapan konsumen yang terus berkembang seputar tanggung jawab perusahaan dan keberlanjutan lingkungan.
Sistem penghindaran tabrakan kini hampir menjadi peralatan standar pada sebagian besar truk kargo modern, berkat kemampuan mereka dalam membuat jalan raya lebih aman dengan menggunakan teknologi yang cukup mengesankan. Sistem ini bekerja dengan menggabungkan sensor dan kamera yang mendeteksi ketika sesuatu terlalu dekat, lalu memberi peringatan kepada pengemudi atau bahkan mengerem secara otomatis jika diperlukan. Menurut beberapa laporan industri, truk yang dilengkapi teknologi semacam ini cenderung mengalami kecelakaan jauh lebih jarang dibandingkan truk yang tidak memilikinya, yang jelas membuat situasi lebih aman bagi semua pengguna jalan. Salah satu studi tertentu dari IIHS menemukan bahwa sistem ini mampu mengurangi tabrakan dari belakang sebesar sekitar 76% dalam kondisi tertentu. Mengingat efektivitasnya yang terlihat, para pembuat undang-undang di berbagai wilayah mulai serius membicarakan kewajiban pemasangan sistem ini untuk seluruh kendaraan komersial. Jika regulasi semacam ini benar-benar diberlakukan, kita mungkin akan melihat penurunan signifikan dalam korban kecelakaan lalu lintas seiring waktu, karena semakin banyak truk yang keluar dari jalur produksi sudah dilengkapi dengan fitur penyelamat nyawa ini.
Sistem peringatan keberangkatan dari jalur berperan penting dalam teknologi keselamatan truk modern, mengurangi kecelakaan-kecelakaan berbahaya yang terjadi ketika pengemudi menyimpang dari jalurnya. Kebanyakan sistem mengandalkan kamera yang dipasang di dasbor untuk memantau marka jalan dan memberikan peringatan saat truk mulai berpindah jalur tanpa disertai dengan lampu sein. Teknologi ini benar-benar menunjukkan manfaatnya selama perjalanan malam yang melelahkan, di mana kelelahan mulai terasa dan konsentrasi berkurang. NHTSA melaporkan sesuatu yang cukup mengesankan sebenarnya—sekitar 45% penurunan kecelakaan sejak sistem ini menjadi umum digunakan. Perusahaan-perusahaan seperti Volvo dan Freightliner kini memasang sistem ini sebagai peralatan standar di sebagian besar model mereka. Yang kita lihat di sini bukan hanya peningkatan secara bertahap, tetapi perubahan mendasar dalam cara industri pengangkutan barang mendekati standar keselamatan secara keseluruhan.
ESC, atau Electronic Stability Control, menjadi salah satu fitur keselamatan paling penting bagi kendaraan besar saat ini, membantu mencegah terjadinya rollover dan slip yang berbahaya. Saat truk mulai kehilangan kendali, sistem ini secara otomatis aktif, menyesuaikan tekanan rem dan output mesin agar kendaraan kembali stabil. Berdasarkan angka yang dirilis oleh DOT, telah terjadi penurunan hampir 57% kejadian rollover sejak ESC menjadi umum digunakan di kendaraan komersial. Cukup mengesankan menurut saya. Ke depannya, para insinyur sedang mengembangkan ESC agar menjadi semakin cerdas. Beberapa ahli memperkirakan regulator mungkin pada akhirnya akan mewajibkan penggunaannya secara luas. Dibahas pula kemungkinan integrasi dengan teknologi keselamatan lainnya seperti peringatan keluar jalur atau sistem pencegah tabrakan. Produsen truk jelas melihat nilai dalam kontrol stabilitas ini, yang masuk akal mengingat betapa lebih amannya jalan raya kita dalam beberapa tahun terakhir berkat inovasi seperti ini.
Teknologi telematika benar-benar mengubah permainan bagi manajer armada yang ingin memantau kinerja truk secara real-time, memberi mereka akses ke berbagai metrik terperinci. Dengan sistem ini, manajer bisa mengamati hal-hal seperti konsumsi bahan bakar truk, kondisi mesin, hingga perilaku pengemudi di balik kemudi, yang membantu menjaga tingkat kinerja yang baik sekaligus meningkatkan keselamatan. Ambil contoh konsumsi bahan bakar—telematika memberikan data terkini secara terus-menerus sehingga manajer dapat mengidentifikasi pemborosan bahan bakar dan mencari cara untuk mengurangi pengeluaran. Perusahaan seperti Bosch telah berada di garda terdepan perkembangan ini, memanfaatkan telematika untuk mendorong batasan operasional armada sekaligus menghemat biaya melalui alokasi sumber daya yang lebih cerdas. Nilai sebenarnya terletak pada kemampuan untuk mengetahui apa yang terjadi saat ini dan mengantisipasi masalah sebelum berubah menjadi kerugian besar di masa depan.
Manajer armada menemukan bahwa perawatan prediktif yang didorong oleh teknologi telematika sedang mengubah permainan dalam menjaga kendaraan tetap berjalan lancar sekaligus mengurangi terjadinya gangguan tak terduga. Platform telematika ini benar-benar memanfaatkan analisis data untuk mendeteksi kemungkinan masalah mekanis jauh sebelum menjadi masalah serius. Angka-angkanya juga tidak berbohong—ROI dari pendekatan ini mengungguli metode perawatan konvensional di mana memperbaiki kerusakan setelah terjadi masalah biasanya berarti tagihan perbaikan yang besar. Beberapa pengujian di lapangan menunjukkan perusahaan dapat menghemat sekitar separuh biaya waktu henti, yang dalam pasar logistik saat ini memberikan perbedaan signifikan. Dan seiring perkembangan AI serta machine learning, sistem cerdas ini terus makin mahir dalam memprediksi masalah apa yang mungkin terjadi selanjutnya, memberikan operator armada sesuatu yang sangat berharga untuk melindungi investasi kendaraan mereka.
Teknologi rute pintar telah menjadi penting untuk meningkatkan kinerja logistik dan pengangkutan barang. Sistem ini pada dasarnya menganalisis berbagai faktor melalui data telematika saat menentukan rute yang seharusnya dilalui truk. Kemacetan lalu lintas, penutupan jalan, bahkan pola cuaca diperhitungkan agar pengemudi tidak terjebak dan membuang bahan bakar pada rute yang tidak efisien. Perusahaan-perusahaan di seluruh industri memiliki pengalaman serupa setelah menerapkan solusi ini. Salah satu perusahaan pengiriman besar mencatatkan penurunan biaya bahan bakar sekitar 15% dalam beberapa bulan saja setelah menggunakan rute yang dioptimalkan. Dari penerapan nyata terlihat bahwa pendekatan ini berhasil mengurangi biaya operasional sementara pelanggan cenderung lebih puas karena paket tiba sesuai janji, bukan mengalami keterlambatan. Yang membuat alat-alat ini bernilai adalah kemampuan mereka untuk menyesuaikan secara real-time terhadap perubahan kondisi, sehingga menjaga rantai pasok tetap berjalan tanpa gangguan konstan atau masalah pengalihan mendadak.
Bisnis truk saat ini menghadapi situasi yang cukup menyeramkan dengan kekurangan sopir yang menyebabkan berbagai masalah di seluruh sektor. Keterlambatan di gudang dan pusat distribusi telah menjadi hal biasa, dan perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan hanya untuk memastikan rantai pasok tetap berjalan. Sebagian besar masalah ini disebabkan oleh pensiunnya sopir yang lebih tua lebih cepat daripada pekerja muda yang bersedia menggantikan posisi mereka, ditambah lagi banyak orang yang tidak lagi menganggap profesi sopir truk sebagai pilihan karier yang menarik. Namun, ada cahaya di ujung terowongan berkat solusi teknologi baru. Sistem otomatis mulai mengambil alih peran yang tidak dapat dipenuhi oleh sopir manusia. Truk otonom dari perusahaan seperti Waymo dan Tesla bukan lagi sekadar prototipe—truk tersebut sudah mulai beroperasi di jalan raya dalam kapasitas terbatas. Sementara itu, perangkat telematika yang terpasang di armada kendaraan memberikan data secara real-time kepada manajer tentang rute dan konsumsi bahan bakar, membantu mereka menghemat biaya dan waktu. Beberapa perusahaan melaporkan pengurangan jarak kosong antar pengiriman hingga 30% sejak menerapkan teknologi ini. Meskipun kita belum akan sepenuhnya beralih ke truk tanpa sopir dalam waktu dekat, alat-alat ini jelas membantu mengurangi dampak dari kurangnya jumlah operator yang memenuhi syarat.
Peraturan yang mengatur truk telah menjadi pertimbangan utama ketika datang ke penerapan solusi teknologi baru. Peraturan ini sangat berbeda tergantung pada di mana perusahaan beroperasi di seluruh dunia. Para ahli industri memprediksi bahwa perubahan yang akan datang pada standar emisi dan persyaratan keselamatan akan benar-benar membentuk apa yang terjadi selanjutnya. Ambil Eropa dan Amerika Utara misalnya, tempat di mana regulator cenderung cukup ketat dalam masalah lingkungan. Banyak perusahaan di sana sudah beralih ke kendaraan listrik dan memasang sistem deteksi tabrakan mewah hanya untuk tetap dalam batas hukum. Sementara itu, bagian dunia yang menghadapi pembatasan yang lebih sedikit tampaknya tidak terburu-buru dalam peningkatan teknologi dengan kecepatan yang sama. Melihat data dunia nyata menunjukkan pola yang jelas juga daerah yang terkena hukum lingkungan yang ketat umumnya akhirnya memimpin paket dalam mengadopsi teknologi transportasi mutakhir. Bagi siapa saja yang mencoba untuk meluncurkan peralatan baru di berbagai negara, mengenal peraturan lokal tidak hanya membantu, itu praktis diperlukan jika mereka ingin operasi mereka berjalan lancar tanpa bertentangan dengan persyaratan pemerintah.
Teknologi truk otomatis berarti para pekerja harus cepat belajar hal-hal baru jika ingin tetap relevan. Ketika mesin mengambil alih pekerjaan-pekerjaan repetitif yang membosankan, tiba-tiba manusia harus memiliki keterampilan yang berkaitan dengan perbaikan, pengoperasian, dan penggunaan berbagai peralatan teknologi. Ambil contoh UPS—perusahaan tersebut telah mengadakan sesi pelatihan di mana para sopir mendapatkan pengalaman langsung menggunakan perangkat lunak logistik digital dan belajar bagaimana mengenali masalah sebelum menjadi masalah besar. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi juga ikut terlibat. Banyak perusahaan pengangkutan truk kini menjalin kemitraan dengan sekolah kejuruan lokal untuk mengajarkan keterampilan dasar komputer bersama dengan pelatihan teknis yang lebih lanjut. Kemitraan semacam ini sangat penting karena membantu menutup kesenjangan antara apa yang diketahui para pekerja saat ini dan apa yang akan dibutuhkan oleh pemberi kerja di masa depan. Tanpa kemitraan ini, seluruh tenaga kerja berisiko tertinggal sementara segala sesuatu di sekitar mereka terus bergerak maju ke era digital yang sedang kita alami saat ini.
Apa itu tingkat otomasi SAE? Tingkat otomasi SAE adalah standar yang dikembangkan oleh Society of Automotive Engineers yang mendefinisikan berbagai tingkat otomasi dalam mengemudi pada kendaraan, mulai dari tidak ada otomasi pada Tingkat 0 hingga otomasi penuh pada Tingkat 5.
Bagaimana platooning truk dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar? Platooning truk meningkatkan efisiensi bahan bakar dengan mengurangi hambatan udara ketika truk-truk berkendara dekat satu sama lain, yang menghasilkan penghematan bahan bakar yang signifikan.
Perusahaan mana yang memimpin dalam pengembangan truk otonom? Perusahaan seperti Tesla, Volvo, dan Daimler memimpin dalam pengembangan truk otonom dengan model seperti Semi buatan Tesla dan truk bertenaga kemudi otomatis buatan Volvo.
Mengapa infrastruktur pengisian daya penting untuk truk listrik? Infrastruktur pengisian daya sangat krusial untuk mendukung penyebaran truk listrik, memastikan mereka memiliki akses ke kemampuan pengisian daya cepat di sepanjang rute angkutan utama.